Kisah-Kisah Inspiratif dan Ketakutan Tak Dapat Berguna
Pada tahun 2015 (kalau saya tidak salah
ingat), saya mengikuti beberapa item acara Makassar International Writers Festival (MIWF). Dari sana, saya kemudian
mendapat kabar peluncuran sebuah perpustakaan yang diberi nama Perahu Pustaka
Pattingalloang. Perahu itu adalah perpustakaan terapung yang rencananya akan
menyambangi berbagai pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi Selatan dan Barat. Penggeraknya
adalah Muhammad Ridwan Alimuddin. Saya mengenalnya sebagai seorang peneliti dan penulis.
Waktu itu, saya tidak menyangka bahwa Ridwan
akan megabdikan waktu, tenaga dan materinya untuk menyebarkan virus literasi
dengan cara seperti itu. Cerita-cerita selanjutnya bahkan membuat saya semakin
kagum. Bersama teman-temannya yang lain, dia tak hanya bergerak di laut, akan
tetapi juga membentuk armada pustaka yang bergerak di darat, seperti ATV
Pustaka. Tak hanya itu, dia pun mendirikan sebuah perpustakaan rakyat di
Pambusuang, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar. Dia menamai perpustakaan
tersebut Nusa Pustaka. Apa yang dilakukan Ridwan ini adalah pekerjaan yang
sangat langka, yang sangat jarang orang mau terjun ke dalamnya. Sungguh mulia.
/2/
/2/
Pada tahun 2016, saya mengabdi sebagai
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. Waktu
itu, salah satu program kerja KKN saya dan teman-teman adalah mengajar. Sebuah Sekolah Dasar (SD) di
dusun Kaballokang menjadi salah satu tempat rutin kami membagi ilmu.
Nama SD itu adalah Darud Dakwah wal
Irsyad (DDI) Nurul Jihad. Bangunan sekolahnya terdiri dari tiga ruangan utama. Masing-masing
ruangan terbagi menjadi dua dengan tripleks sebagai sekat. Semua ruangan itu
berdinding papan dan beralaskan tanah. Dengan kondisi seperti itulah guru dan
murid di sana melakukan aktivitas belajar-mengajar.
Dari sekolah itulah, saya kemudian
bertemu seorang bapak bernama Syamsul. Dia adalah perintis sekolah tersebut. Menurut
ceritanya, kenapa daerah sekitar sekolah itu dianami Kaballokang sebab dulu warganya
sangat banyak peminum ballo (minuman
keras khas Bugis-Makassar). Karena kekhawatiran akan nasib generasi muda di
sana, dia kemudian merintis sekolah itu. Hasilnya, sangat banyak warga yang
kemudian menyekolahkan anak mereka di sana. Dari awal berdirinya yang hanya
beberapa kelas, akhirnya saat itu telah menjadi enam kelas. Bahkan saat itu, sebuah bangunan lain
sementara dibangun sebagai kelas lain untuk jenjang pendidikan selanjutnya,
yakni setara SMP. Apa yang dilakukan pak Syamsul ini adalah sebuah cara untuk memperbaiki
moral masyarakat di mana itu dimulai dari usia dini. Sungguh Mulia.
/3/
/3/
Pada tahun 2017, saya mengikuti sebuah
kelas menulis yang bernama Kelas Menulis KEPO. Dari sana saya bertemu banyak
orang-orang luar biasa. Salah duanya adalah seorang lelaki yang saya panggil
kak Fadli dan seorang perempuan yang saya panggil kak Nunu. Dari kak Fadli,
saya mendapatkan cerita yang buat saya kagum. Dia pernah mengabdikan diri pada
salah satu daearah di Papua (kalau tidak salah, Fakfak) sebagai tenaga pengajar
selama setahun. Saya teringat percakapan saya dengannya pada kelas menulis
tersebut. Kira-kira dia berkata seperti ini: selama kamu masih punya waktu luang, paling tidak sempatkanlah mengabdi, sebab ketika kamu berkeluarga, kamu akan semakin sulit mendapatkann
waktu semacam itu. Sungguh mulia.
Kemudian dari kak Nunu, saya mendapatan cerita luar biasa lainnya. Dia adalah salah seorang perintis The Floating School, sebuah sekolah terapung. Tiap minggu, dia bersama beberapa inisiator sekolah ini, dan juga beberapa relawan menyambangi beberapa pulau kecil di Kabupaten Pangkep untuk memberikan pendidikan gratis. Apa yang dilakukan kak Nunu dan kawan-kawan lainnya ini adalah sebuah gerakan untuk menuju pendidikan yang lebih baik lagi bagi anak-anak Indonesia. Sungguh Mulia.
Kemudian dari kak Nunu, saya mendapatan cerita luar biasa lainnya. Dia adalah salah seorang perintis The Floating School, sebuah sekolah terapung. Tiap minggu, dia bersama beberapa inisiator sekolah ini, dan juga beberapa relawan menyambangi beberapa pulau kecil di Kabupaten Pangkep untuk memberikan pendidikan gratis. Apa yang dilakukan kak Nunu dan kawan-kawan lainnya ini adalah sebuah gerakan untuk menuju pendidikan yang lebih baik lagi bagi anak-anak Indonesia. Sungguh Mulia.
***
Demikian beberapa kisah inspiratif dari
beberapa orang yang saya dengar dan saya temui. Apa kesamaan dari tiga cerita
di atas? Yap, semuanya sosoknya
memberikan manfaat bagi banyak orang, dan salah satu ketakutan terbesar saya
adalah tidak bisa bermanfaat bagi sesama.
#15HariMenulis
Posting Komentar untuk "Kisah-Kisah Inspiratif dan Ketakutan Tak Dapat Berguna"