Kesepakatan
Sudah lama ketika waktu aku
Menyulut api kepada kalbu
Panas setia di sampingku,
kau mutar-balik tak tentu
Aku saja diam pendam.
Kelam.
Suram.
Menjumpai satu-dua ‘nusia
Kelana di kau muka.
Aku saja nusuk diri
Sepi.
Mati.
Mengagum langkah laki
menyapa di kau sisi.
Sebaiknya kita seperti ini: aku merawat
api dalam sunyi,
kau mengembara dengan mata hati.
Sebab akhirnya nanti, kau bebas labuh
aku nunggu sipu,
atau terbakar jadi abu.
Makassar, November 2016
*Puisi ini terbit pada harian Fajar edisi, Minggu 20 November 2016
Posting Komentar untuk "Kesepakatan"