Kenang-Kenangan Wanita Pembual
Mengeruk sesuatu
dan menyajikan tepat di mukaku.
Terus-menerus tertuju dan akupun menaruh.
Tapi mulutnya menyimpan bau,
sandiwara tai kuku.
Juga kepalanya, banyak asu.
Ia mengantong sampah menyatu
dengan lalat yang mengguyur tubuh.
Kanannya menyimpan susu, kirinya menghunus pisau.
Membunuh!
Sekujurnya manis, tapi baliknya tangis
drama. Badannya amis.
Memecah pelipis. Dan Habis!
Kemudian benar terjatuh, dan ia pun gagu bersimpuh.
Kejujuran itu kelangkaan,
dan seorang wanita membawa buah tangan tipuan.
Sebab kesekian aku menelan bualan,
maka untuk apa aku menaruh kepercayaan?
Sekian.
Parangloe Lata, Mei 2016
Posting Komentar untuk "Kenang-Kenangan Wanita Pembual"